Dilihat dari ranking FIFA per 29 Juni 2011, Indonesia memang sedikit unggul atas Turkmenistan. Indonesia menempati peringkat 132, sementara Turkmenistan bertengger di posisi 143.
Namun, ranking FIFA tersebut tidak ada artinya saat kedua tim bertemu di Ashgabat, Sabtu (23/7), untuk duel leg pertama Pra Piala Dunia 2014 babak kedua zona AFC. Pasalnya, Turkmenistan menunjukkan grafik performa yang meningkat di level internasional. Negara pecahan Uni Soviet tersebut semakin diperhitungkan sejak menjadi anggota FIFA pada 1992.
Jelang pertandingan menghadapi Indonesia, The Green Man memilih Belarusia sebagai pusat latihan selama seminggu. Di sana, tim asuhan Yazguly Hojageldiyev ini memainkan tiga pertandingan ujicoba, tapi harus mengakui keunggulan Belarusia U-21 dan FC Torpedo-BelAZ Zhodino dengan skor identik 1-0, kemudian pada ujicoba terakhir menelan kekalahan dari klub setempat, FC Naftan, dengan skor 2-1.
Sebaliknya, Indonesia tidak memainkan satupun ujicoba dalam rangka persiapan menghadapi partai penting ini. Buruknya persiapan ini merupakan salah satu efek dari kisruh yang melanda kepengurusan pusat PSSI selama beberapa bulan terakhir. Situasi ini merusak persiapan timnas menghadapi dua laga kualifikasi Piala Dunia.
Bermodal stamina dan waktu persiapan yang lebih matang, para pemain Turkmenistan akan memanfaatkan keunggulan postur tubuh dengan memainkan bola atas. Umpan-umpan lambung ke jantung pertahanan dapat merepotkan Merah-Putih.
"Tim ini punya target lolos ke tahap berikutnya dan para pemain juga bertekad merealisasikan itu. Kami memiliki ambisi besar, dan Indonesia adalah langkah awal."
Yazguly Hojageldiyev, pelatih Turkmenistan
"Kami sudah sepakat mengenai strategi dan skema apa yang akan kita mainkan di sana. Saya di sini juga ingin membangun psikologi, mental dan motivasi pemain. Selain itu, saya juga yakin Turkmenistan akan memaksimalkan speed dan power saat menghadapi kami."
Rahmad Darmawan, asisten pelatih Indonesia
via | goal